BRAWIJAYA MOKSA
Assalamualaikum Sahabat ELBE
kali ini saya meresensi buku berjudul
Brawijaya Moksa
Penulis : Wawan Susetya
Penerbit : Imania
Tahun Cetak : 2010
Halaman : 325 hal
Harga Rp. 45.000,-
Diskon 15% = Rp. 38.250
Ketika genderang perang sudah ditabuh oleh Prabu Girindrawardhana Raja
Kediri untuk kesekian kalinya ke Kutaraja Trowulan, hati Sang Prabu
Brawijaya V menjadi luluh. ”Perang hidup-mati” antara pasukan Kediri
dengan Majapahit yang identik dengan Prang Bratayuda Jayabinangun pun
pecah di daerah Jingga, dekat Kutaraja Trowulan. Karena banyak para
adipati atau tumenggung yang mbelot dan bergabung dengan Prabu
Girindrawardhana, tak ayal prajurit Majapahit pun keteteran menghadapi
prajurit Kediri, sedang sebagian yang lain meregang nyawa.
Ya…..,
istana Majapahit telah tumbang! Peristiwa itu ditandai dengan candra
sengkala; “Sirna ilang kertaning bhumi” yang mengisyaratkan tahun 1400
Saka atau 1478 M.
“Sudahlah Putraku!” demikian kata Prabu Brawijaya V
kepada Raden Patah, “Soal keyakinan janganlah dipaksa-paksakan! Silakan
kalian menjadi seorang muslim yang baik, tetapi biarlah Ramandamu ini
tetap menjadi penganut Budha!”
Pasca lengser keprabon dari
takhtanya, Prabu Brawijaya V mengajak dua orang abdi kinasihnya Sabda
Palon dan Naya Genggong pergi ke Gunung Lawu di kawasan Argo Lawu untuk
menggapai kasampurnan atau moksa dengan menjalani dharma; yakni
bersemadi atau tapa brata!
Berhasilkah Prabu Brawijaya V menggapai cita-citanya, moksa?
Dan, berhasil pulakah upaya Raden Patah ”mengislamkan” Ramandanya
Prabu Brawijaya V melalui ”jago” atau utusannya, Sunan Kalijaga?
Pemesanan via inbox atau di 082 1234 05088
Setiap 1 buku yang terjual kami donasikan Rp. 1.000 untuk yatim piatu
0 komentar:
Posting Komentar