Kali ini saya meresensi buku berjudul :
Khadijah [Mahadaya Cinta]
Penulis: Fatih Zam
Penerbit: Tinta Medina
Tahun terbit : 2011
Jumlah Halaman:236 Halaman
Harga Rp 45.000
Disc 20% Rp. 36.000,-
Fatih Zam, seorang penulis yang sudah melahirkan beberapa buku sebelumnya ini, telah berhasil meramu kisah kemuliaan seorang perempuan yang menyejarah dalam sebuah novel yang nikmat untuk dibaca. Bahasanya yang luwes serta pemilihan diksi yang tepat, menjadi keindahan tersendiri dalam menutur setiap kata perkata, kalimat-perkalimat, hingga BAB per BAB dalam novel sederhana yang penuh makna ini. Menariknya lagi, gemulai rangkaian kata dalam novel ini memiliki nilai sastra yang cukup kuat. “Taste” sastra Fatih Zam tidak diragukan lagi dengan penggambaran suasana, alunan waktu yang menjadi misteri serta pemilahan alur yang sedikit membuat penasaran dalam novel ini. Meski tak jarang perlu kehati-hatian dan kepelan-pelanan dalam menelusuri kisahnya, namun ini menjadi nilai tersendiri bagi novel ini untuk tak cukup hanya sekali dibaca dan dipahami. Karena sebuah karya akan lebih bernilai bila makna yang terkandung didalamnya bisa ditafsir tak hanya dalam sekilas baca.
Nilai karya yang baik dalam novel ini, semakin diperkuat melalui kolaborasi puisi yang hadir di setiap pemuka BAB. Puisi yang dibuat oleh Nurul Maria Sisilia itu juga telah menambah keindahan setiap bagian dari kisah di dalamnya. Puisi-puisi yang singkat dan menyentuh itu benar-benar menyatu dengan isi setiap BAB-nya. Puisi itu ikut menambah kesan sastra yang memikat dalam novel ini, serta sedikit mewakili keindahan kisah cinta yang hadir di dalamnya. Selain itu, beberapa kata mutiara yang baik dalam beberapa penggalan di novel ini menjadi bumbu sastra sendiri yang cukup memikat pembacanya.
Kemahiran Fatih Zam dalam memilah bahasa dalam novel ini semakin memesona saat ia mampu menceritakan dua kisah sekaligus, yaitu keagungan kisah Khadijah-Muhammad dan kisah Laila-Nahar yang memiliki nilai lebih masing-masing, yang di akhir kisah barulah terjawab benang merah antara keduanya. Seperti dalam sub judulnya “Mahadaya Cinta”, jelaslah novel ini menceritakan serta merta tentang cinta berikut tafsirannya, kemuliaannya, penempatannya, hingga kekuatan yang timbul karenanya. Bedanya dengan maraknya novel bertema cinta saat ini, adalah kreatifitasnya yang telah berani memadupadankan kisah cinta Agung yang biasanya hanya dapat kita nikmati dalam sirah Nabawiyah ataupun pelajaran Tarikh Islam yang cenderung menjemukan bagi banyak kalangan. Dengan kesederhanaannya yang memesona dalam membingkai segala dalam novel ini, tampak sekali pemahaman penulis yang meluapkan segala tentang cinta dengan bahasa bersahaja namun memukau pembacanya. Bahkan sepertinya penelusurannya dalam memahami arti dan makna cinta yang sesungguhnya telah tumbuh dan mengalir riuh rendah selama proses pembuatan novel ini. Kekaguman penulis terhadap tokoh utama dalam novel ini, yaitu Bunda Khadijah, sangat terasa sekali dan menjadi kekuatan tersendiri baginya untuk membuat pembaca benar-benar menghayati kisah di dalamnya. Hingga pembaca benar-benar mengenal bahkan juga ikut kagum dan jatuh cinta pada sosok Bunda Khadijah
0 komentar:
Posting Komentar